Pada dasarnya fenomena halo matahari adalah merupakan kejadian alam
yang biasa. Halo, dalam bahasa dan tulisan Latin ἅλως, juga disebut
sebagai nimbus atau gloriole. Merupakan fenomena optik yang menampilkan
bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Di alam biasanya kita lihat saat
bulan purnama atau saat matahari terang di siang hari.
Fenomena tersebut terjadi akibat refleksi
dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh kristal-kristal es yang
terdapat di awan cirrus, awan yang terletak di tingkatan atmosfer yang
disebut troposfer, sekitar 5-10 km dari permukaan bumi. Halo adalah
fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya
Matahari atau Bulan. Fenomena Halo matahari adalah lingkaran seperti
pelangi yang mengelilingi matahari. Halo matahari adalah fenomena yang
lebih sering terjadi di langit.
Adapun proses terjadinya halo matahari adalah saat awan cirus hanya
merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo yang
terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Namun jika pada sudut yang
tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga
berwarna seperti halnya pelangi. Contoh refraksi yang sederhana adalah
saat anda melihat sedotan dalam gelas berisi air terlihat patah, atau
permukaan dasar kolam yang terlihat menjadi lebih dekat ke permukaan
daripada yang sebenarnya.
Refleksi yang terjadi saat cahaya melewati titik air, es atau kristal
yang transparan hanya terjadi pada sudut tertentu saja. Sudut ini
ditentukan oleh index refraksi medium tersebut. Contoh sederhana saat
kita melihat akuarium pada sudut tertentu kaca akuarium yang tembus
pandang tiba-tiba menjadi cermin, memantulkan bayangan isi akuarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar